Selasa, 08 Desember 2009

Refleksi Hari Anti Korupsi se Dunia di Wadas


Rabu 9 Desember akan diperingati hari anti korupsi sedunia. Jakarta juga ada peringatan besar yang bikin heboh. Lalu apa makna kehebohan ini untuk kita yang di Wadas. Rasanya kalau kita tidak memaknainya hari ini hanya akan berlalu begitu saja seperti beberapa hari yang telah kita lalui. Dalam pandangan kami sebagai seorang pengemban amanah di sebuah sekolah kecil nun jauh di sana korupsi bukanlah persoalan nilai uang dengan angka 1 dengan deretan nol sekian panjang yang kadang ada juga tidak bisa membacanya tetapi bagaimana kita tetap komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab kita sebgai guru. Korupsi bukan selama ini lebih banyak berhubungan dengan uang, tetapi kadang kita melakukan hal lain yang ternyata juga bagian dari korupsi. Sebagai guru kalau kita datang terlambat masuk kelas bertai kita telah korupsi waktu. Sebagai guru kalau kita tidak menilai hasil belajar siswa kita telah korupsi. Sebagai guru jika kita tidak membuat RPP, analisis KKM, RPP kita telah korupsi. Apalagi para guru yang telah bersertifikat profesi, jelas tugas dan tanggun jawabnya besar. Sebagai muslim kita juga banyak diberikan contoh oleh Rosul bukan untuk mengurangi timbangan atau ukuran dalam setiap transaksi. Jadi sebenarnya memang banyak hal yang harus kita maknai, mungkin entri ini tidak cukup untuk memaknainya karena keterbatasan penulis. Tetapi yang pokok ayo kita mulai dari diri kita, mulai yang kecil dan mulai sekarang kita budayakan anti korupsi dalam setiap detak jantung kita. Jadi walau kita tidak pernah pegang uang dengan deretan nol yang panjang, kadang kita juga tidak sadar telah melakukan perbuatan korupsi. Mari beristigfar dan jangan ulangi. ( Sutadi, Kepala SMP 2 Plantungan. )

1 komentar:

  1. Setuju sobat, korupsi memang tidak selalu uang. ( Dody Prasetyo, Jepara )

    BalasHapus